:)

:)


Ubay bin Ka'ab radhiyallahu'anhu


Allah sangat mencintai Ubay bin Ka'ab sehingga menurunkan surah Al-Bayyinah yang berkaitan dengan dirinya.Lalu Rasulullah berkata,"Saya ingin membaca surat ini (Al-Bayyinah) untuk Ubay bin Ka'ab."Maka dipanggilkan Ubay bin Ka'ab,dan berkata,"Kemarilah wahai Ubay,aku diperintahkan Allah untuk membacakan surah ini kepadamu."Mendengar hal itu,Ubay bin Ka'ab menangis dan berkata,"Apakah Allah,Zat yang Maha Tinggi itu telah menyebut namaku?"Rasulullah berkata,"Benar."Lalu ia berlari sambil menangis karena kegembiraannya,dan berkata,"Namaku telah disebut-sebut oleh Tuhanku...namaku telah disebut-sebut oleh Tuhanku."



Bukankah Allah berfirman,
"Karena itu,ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu."(Al-Baqarah[2]:152)
Sesungguhnya Allah akan mencintai setiap orang yang mengingat-Nya dan mencintai-Nya,meskipun ia tidak memiliki ilmu yang banyak,tidak banyak bicara,dan tidak banyak mengerjakan shalat-shalat sunnah.



Ibnu Taimiyyah rahimahullah



Ibnu Taimiyyah berkata,"Penghuni dunia yang miskin adalah mereka keluar dari dunia ini tanpa merasakan kenikmatan dunia."Para muridnya berkata,"apa yang dimaksud kenikmatan dunia itu?",ia menjawab,Mencintai Allah Swt."



Demi Allah,apakah kita tidak takut apabila diri kita termasuk orang-orang yang mencintai dunia dan mengejarnya, dengan meninggalkan kecintaan kepada Allah Swt.



Meskipun ia seorang yang rajin beribadah dan memiliki akhlak yang mulia,akan tetapi apabila ia belum dapat mencintai Allah,dengan merasa dirinya hina dihadapan-Nya,merasa dirinya sangat membutuhkan pertolongan-Nya dan rindu untuk bertemu dengan-Nya,maka ia belum memiliki iman yang sempurna.Bahkan yang sangat mengkhawatirkan kalau ia yang termasuk orang-orang yang fasik karena ia melakukan semua itu hanya didasari kecintaannya kepada dunia.
  
(Sumber: Menjalin Cinta dengan Allah oleh Muhammad Ahmad Ghanayim)


Setiap kali bertemu, tak akan pernah lepas dari pembicaraannya untuk bercerita tentang bola pada saya. Saya kenal ia seorang pemain dan pecinta bola, dan seakan kecintaannya pada bola sudah begitu berakar dan mendarah daging dalam dirinya.
Kalau saya ke lapangan bola, atau melihat pertandingan bola pasti saya temukan disana Roy–bukan nama sebenarnya-sedang asyik bermain bola. Dan bila saya dari jauh melihat Roy, akan langsung muncul dalam benak saya tentang bola. Karena, disaat berjumpa dengan Roy ia selalu bercerita tentang bola. Dan prediket itu secara tidak langsung telah melekat pada diri Roy. Ia seakan telah menciptakan imej seorang pecinta bola pada dirinya. Sehingga kalau orang melihat pada Roy, orang pasti akan ingat pada bola.
Lain halnya pemuda sederhana, murah senyum, penyapa, tawadhu dan soleh. Namanya Rofiq, seorang teman saya dari Bangladesh, tinggal di Asrama Mahasiswa Al-Azhar, ia saat ini sedang menempuh program studi S3-nya di Al-Azhar.
Setiap kali saya bertatap muka dengan Rofiq membuat saya ingat pada Allah dan akhirat. Rofiq adalah pecinta Allah. Setiap kali bertemu dengannya ia selalu berbicara tentang Allah, nikmat Allah, kasih sayang Allah pada makhluk-Nya, rahmat-Nya dan karunia-Nya. Setiap kali berhadapan dengannya ia sanggup menggetarkan hati saya tentang Allah dan tentang akhirat. Sehingga hati saya terkadang dirundung kerinduan yang mendalam untuk berjumpa dengan Allah karena kata-katanya. Keimanan saya banyak bertambah dengan taushiah yang ia berikan, sehingga ketika saya lagi futur dalam beribadah, dengan hanya berjumpa dengan Rofiq sudah cukup membangkitkan dorongan dalam diri saya untuk kembali bersemangat.
Hal ini tidak hanya saya yang merasakan tapi teman-teman yang kenal dekat dengan Rofiq juga merasakan seperti yang saya rasakan.
Roy dan Rofiq adalah penggambaran tentang dua manusia yang berbeda. Roy menciptakan imej tentang dirinya bahwa ia pecinta bola, sehingga kemanapun ia pergi selalu berbicara tentang bola yang paling ia gemari . Tidak hanya ia tunjukan dengan kata-kata tapi juga sikap, seperti model rambut, pakaian yang sering ia pakai, poster-poster yang menghiasi kamarnya, buku-buku dan bahkan isi komputernya.
Adapun Rofiq juga telah menciptakan imej tentang dirinya bahwa ia pecinta Allah dan akhirat. Setiap kali berjumpa dengan orang lain, siapapun dan dimanapun ia selalu memanfaatkan kesempatan tersebut untuk bercerita tentang Allah dan akhirat. Sehingga siapapun yang bertatap muka dengan Rofiq secara tidak langsung membuatnya ingat pada Allah dan akhirat.
Rofiq telah memenuhi hati dan pikirannya dengan Allah, Dzat yang maha kekal. Wajahnya penuh cinta dan cahaya, air mukanya jernih, senyumnya menggetarkan, tatapannya memberi kekuatan, kata-katanya begitu sanggup menggiring hati untuk terpikat dan akhlaknya begitu mempesona hati.
Sungguh disayangkan keadaan orang-orang yang mengisi hati dan pikirannya dengan selain Allah. Sehingga kemanapun mereka pergi hal itu yang selalu mereka bicarakan. Mereka yang sibuk dengan kesenangan dunia, materi, popularitas dan lainnya, sehingga seakan tidak ada tempat dalam hati mereka untuk mengingat Allah. Bagaimanakah keadaan orang-orang tersebut ketika ajal datang menjemput mereka? Bukankah ketika seseorang sedang dalam sakaratul maut akan mengatakan apa yang selalu ia cintai, pikirkan dan lakukan selama ia hidup di dunia.
Begitu banyak kisah-kisah yang kita baca dan kejadian yang kita dengar dan mungkin kita saksikan langsung tentang bagaimana keadaan orang-orang dalam menghadapi sakaratul maut. Ada yang meninggal sambil menyebut nama pacar yang sangat dicintainya, meninggal seperti sedang menghitung uang, atau meninggal dalam keadaan mata terbelalak, menjerit histeris, bernyanyi dan lainnya.
Adapun mereka yang selama hidup di dunia memenuhi hatinya dengan cinta Allah dan beramal soleh, alangkah bahagianya saat ajal datang, ia begitu fashih dan mudah mengucap kalimat syahadah yang keluar dari hatinya. Karena ketika ia hidup didunia, hati dan pikirannya selalu ia penuhi dengan kecintaan pada Allah dan Rasul-Nya dan banyak beramal soleh.
Tidak ada salahnya bermain bola, mencari penghidupan dunia, berdagang, menikah, punya anak, mencintai anak dan istri, berbisnis dan lainnya, namun yang salah adalah ketika hal itu lebih kita cintai dan utamakan dari Allah dan ketika hal itu membuat kita lalai dari mengingat Allah.
Firman Allah : "Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. " (Al Baqarah : 165 )
Semoga Allah selalu menuntun kita untuk setia mencintai-Nya sampai ajal datang menjemput, amin.


Ya Allah
Ku memohon dalam sujudku pada-Mu
Ampunkanlah segala dosa dalam diri
Ku percaya Engkau bisa meneguhkan
Pendirianku.
Keimananku..

Ya Allah
Ku memohon dalam sujudku pada-Mu
Ampunkanlah segala dosa dalam diri
Ku percaya Engkau bisa meneguhkan
Pendirianku...
Keimananku..

Engkau satu cinta
Yang selamanya aku cari
Tiada waktu ku tinggalkan
Demi cintaku kepada-Mu
Walau seribu rintangan
Kan menghadang salam diri
Ku teguhkan hati ini
Hanya pada-Mu
Ku pasrahkan

Oh Tuhan ,selamatkanlah hamba ini
Dari segala fatamorgana dunia
Oh Tuhan, jauhkanlah hamba ini
Dari hidup yang sia-sia

A boy was watching his grandmother write a letter. At one point, he asked:

"Are you writing a story about what we've done? Is it a story about me?"

His grandmother stopped writing her letter and said to her grandson:

"I am writing about you, actually, but more important than the words is the pencil I'm using. I hope you will be like this pencil when you grow up."

Intrigued, the boy looked at the pencil. It didn't seem very special.

"But it's just like any other pencil I've ever seen!"


"That depends on how you look at things. It has five qualities which, if you manage to hang on to them, will make you a person who is always at peace with the world."


"First quality: you are capable of great things, but you must never forget that there is a hand guiding your steps. We call that hand God, and He always guide us according to His will."



"Second quality: now and then, I have to stop writing and use a sharpener. That makes the pencil suffer a little, but afterwards, he's much sharper. So you, too, must learn to bear certain pains and sorrows, because they will make you a better person."




"Third quality: the pencil always allows us to use an eraser to rub out any mistakes. This means that correcting something we did is not necessarily a bad thing; it helps to keep us on the road to justice."


"Fourth quality: what really matters in a pencil is not its wooden exterior, but the graphite inside. So always pay attention to what is happening inside you."



"Finally, the pencil's fifth quality: it always leaves a mark. In just the same way, you should know that everything you do in life will leave a mark, so try to be conscious of that in your every action."




*Extracted from 'Like the Flowing River' by Paulo Coelho (one of my favorite writers).
*Pictures not present in original piece, added for illustration purposes. The numbers in the pictures indicate the number of chapter followed by verse of the Quran relating to the qualities mentioned.



 


 33:71. niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.-AL-AHZAB


29:2-3 Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.-AL-ANKABUT

4:71. Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah (ke medan pertempuran) berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama! AN-NISA'

49:13. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.-AL-HUJURAAT


99:7-8. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.-AL-ZALZALAH


BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM..

sumber:http://rindu.org
Al Fatehah ada tujuh ayat. Kalau kita lihat, tujuh ayat dalam Al Fatehah itu dirangkapkan dua ayat, dua ayat. Ia seolah-olah berbentuk sajak. Hujungnya disamakan iaitu sama ada huruf mim atau huruf nun di akhir setiap ayat. Ada ayat yang berakhir dengan 'mim' dan ada ayat yang akhirnya dengan 'nun'. Ayatnya seolah-olah bahagian akhirnya dipasang-pasangkan.

Sebenarnya dalam jumlah ayat Al Fatehah yang tujuh ini, ada hikmah yang besar. Secara isyarat, ia ada hubungan dengan manusia dan dengan ciptaan Tuhan. Antaranya ialah:

1. Tujuh ayat menggambarkan tujuh hari dalam seminggu

Dalam tujuh hari itulah sama ada manusia hendak jadi jahat atau jadi baik, dapat rahmat atau dapat laknat, dapat bahagia atau celaka, jadi kafir atau jadi mukmin, kaya atau susah, sakit atau sihat. Apakah ada hari yang lain selain daripada tujuh hari itu (yakni Ahad hingga Sabtu)? Tentu tidak. Ertinya dalam masa seminggu, kalau seseorang itu benar-benar menghayati Al
Quran; yang intipatinya ada dalam tujuh ayat Fatehah itu, sehingga ia benar-benar berperanan dalam hidupnya, maka dalam seminggu itu dia boleh selamat. Kalau Fatehah tidak berperanan pada dirinya dalam seminggu, maka akan kena laknatlah dia. Huru-hara, haru-biru dan celakalah hidupnya.

2. Tujuh ayat berkait dengan tujuh anggota badan

Dalam seminggu itu sama ada manusia jadi baik atau buruk, ditentukan oleh anggota yang tujuh. Sebab itu dalam sembahyang; yang mana sembahyang itu adalah rukun Islam yang kedua; kesemua tujuh anggota ini terlibat atau digunakan. Kalau agama lain, mereka menyembah Tuhan tidak melibatkan semua anggota. Sebaliknya dalam ajaran Islam, semua anggota terlibat untuk tunduk dan patuh kepada Tuhan.

Ketujuh-tujuh anggota itu ialah:

a. Kepala - ini termasuklah anggota-anggota yang ada di kepala seperti mata, mulut, telinga, lidah dan lain-lain. Kegunaan kepala pula ada bermacam-macam jenis.
b. Dua tangan - ia juga banyak peranannya. Ia boleh berbuat baik atau berbuat jahat, boleh bunuh orang, boleh selamatkan atau celakakan orang.
c. Kedua-dua lutut
d. Kedua-dua tapak kaki

Dalam sembahyang, anggota-anggota sujud itu merupakan tujuh anggota penting tubuh manusia. Semuanya terlibat dalam solat. Dalam doa Iftitah kita menyebut, "Hidupku dan matiku adalah untuk Allah." Ertinya semua anggota yang penting dalam diri kita ini secara tidak langsung sudah kita ikrarkan bahawa kita serahkan pada Allah. Ertinya kita akan menggunakannya ke jalan Allah sebagaimana yang Allah kehendaki. Oleh itu kalau kita sedari dan hayati, apa yang disebut dalam bacaan melibatkan juga anggota dalam perbuatan.

3. Tujuh ayat berkait dengan tujuh Neraka dan tujuh Syurga

Al Fatehah ada tujuh ayat. Kalau intipati Quran dapat dihayati atau tidak dapat dihayati, itu yang akan menentukan nasib seseorang nanti sama ada Neraka yang tujuh atau Syurga yang tujuh. Semua ditentukan oleh intipati Al Fatehah. Kalau Al Fatehah berperanan dalam hidupnya, dia akan dapat salah satu dari tujuh peringkat Syurga. Kalau tidak dapat dihayati dan tidak dapat dijadikan amalan hidup, dia akan masuk salah satu dari tujuh peringkat Neraka.

4. Tujuh ayat itu juga menggambarkan di dunia ini ada tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi

Di langit ada macam-macam makhluk Tuhan yang ada hubungan dengan kehidupan manusia. Demikian juga dengan tujuh lapis bumi yang ada hubungan dengan kehidupan manusia. Ramai ahli sains yang membuat kajian sudah mengesahkannya tetapi ia setakat hubungan yang lahir.

Sebenarnya ia bukan sekadar hubungan yang lahir sahaja. Manusia bukan hanya berhubung dengan matahari, bulan dan bintang sahaja. Tidak juga hanya berhubungan dengan isi bumi, lautan, hutan, binatang, tanaman dan seumpamanya. Bahkan manusia juga berhubung rapat dengan makhluk yang ghaib seperti malaikat.

Malaikat juga menentukan hidup manusia. Kenapa? Sebab ia juga tumpang mendoakan manusia pada Tuhan dan ia juga boleh tumpang melaknat manusia. Tetapi hal yang ghaib ini ahli sains tidak dapat kesan. Mereka hanya mampu kesan yang lahir seperti hubungan matahari dengan manusia, hubungan bulan, pasang surut air laut, bintang-bintang dengan kehidupan manusia. Tentang malaikat, mereka tidak tahu. Padahal malaikat ikut campur tangan dalam menentukan keselamatan manusia. Mereka juga mendoakan dan memberi berkat dengan izin Tuhan. Mereka juga melaknat manusia dengan izin Tuhan kerana kederhakaan manusia. Perkara yang ghaib ini ahli rohani sahaja yang boleh kesan tetapi saintis tidak boleh kesan.

Selain malaikat, jin-jin juga ada hubungan dengan hidup manusia. Ini tidakdapat dikesan oleh ahli sains, tetapi boleh dikesan oleh ahli-ahli rohani. Apa maksud jin-jin juga terlibat? Jin itu hidupnya ditumpangkan dengan manusia. Dia bergaul dengan manusia. Oleh sebab itu, apa bahasa manusia itulah bahasa jin. Kalau di Malaysia menggunakan bahasa Melayu, jin pun bercakap dalam bahasa Melayu. Di Indonesia, jin bercakap bahasa Indonesia. Kalaulah di Malaysia ada jin yang berbahasa Indonesia, bermakna jin itu berasal dari Indonesia. Jin di negara Arab berbahasa Arab. Jadi jin tumpang bahasa manusia itu untuk menunjukkan manusia lebih mulia dari jin.

Selain itu, jin juga tumpang belajar dengan manusia. Firman Allah di dalam Al Quran:
Maksudnya: *"Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Quran, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata, 'Diamlah kamu (untuk mendengarkannya) .' Ketika pembacaan itu selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan." *(Al Ahqaf: 29)

Mujurlah kita tidak nampak jin sebab kita tidak akan sanggup hendak melihatnya. Begitu juga soal makan. Jin kafir makan tulang-tulang haiwan yang disembelih oleh orang kafir. Jin Islam pula tumpang makan tulang-tulang binatang yang disembelih oleh orang Islam. Oleh sebab itu berhati-hatilah apabila membuang tulang. Buanglah pada tempatnya. Kalau tulang-tulang itu
dibiarkan bersepah, jika ada jin yang datang untuk makan lalu terlanggar anak kita maka akan timbul masalah.

5. Tujuh ayat ini kalau kita jadikan panduan, ia boleh didik nafsu kita yang tujuh peringkat.

Inilah hikmah terpenting dari jumlah ayat Al Fatehah yang tujuh itu. Makin kita hayati, makin kita dapat mendidik diri dan nafsu kita. Bila dikategorikan, nafsu manusia ada tujuh peringkat iaitu:
i. Nafsu ammarah
ii. Nafsu lawwamah
iii. Nafsu mulhamah
iv. Nafsu mutmainnah
v. Nafsu radhiah
vi. Nafsu mardhiah
vii. Nafsu kamilah

Isi Al Quran itu terkandung dalam Al Fatehah yang terdiri dari tujuh ayat. Nafsu ada tujuh peringkat dan ayat Al Fatehah juga ada tujuh. Itu bukan kebetulan. Hikmahnya adalah, kalau Al Fatehah ini dihayati, nafsu boleh menjadi baik. Nafsu itulah yang menentukan celaka atau bahagia, patuh atau tidak patuhnya kita pada Tuhan. Paling-paling lemah, Al Fatehah atau isi Al
Quran ini dapat mendidik nafsu sampai ke peringkat mulhamah. Walaupun nafsu mulhamah ini masih belum mantap, masih goyang tapi itu pun dikira sudah baik. Itulah nafsu orang soleh. Manakala mutmainnah pula, ia peringkat nafsu yang sudah istiqamah, sudah tetap serta tidak mudah goyang.

Di sini juga dapat kita faham bahawa manusia akan bermula dengan nafsu yang paling jahat kepada nafsu yang paling baik kalau dia benar-benar mengendalikan nafsunya itu. Kalaulah manusia menghabiskan banyak masanya untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan nafsu dan mempraktikkannya, sesungguhnya manusia akan mampu meningkatkan dirinya dari tahap ke tahap. Dia akan dapat meningkatkan dirinya daripada bernafsu ammarah kepada lawwamah, mulhamah, mutmainnah dan paling tinggi akan sampai kepada mardhiah. Namun ada di kalangan manusia yang mampu sampai kepada nafsu kamilah; nafsu yang paling atas; iaitu para nabi dan rasul. Manusia biasa boleh menjangkau sampai nafsu mardhiah sahaja kalau dia sangat berusaha mengendalikan nafsunya.

Cara untuk kita mengendalikan nafsu hingga sampai ke taraf malaikat, itu semua mesti dirujuk kepada Al Quran. Ia tidak boleh dirujuk kepada ilmu jenis lain. Siapa yang boleh menguasai Al Quran sepenuhnya dan mempraktikkan Al Quran terhadap nafsunya, maka dia akan merasai bagaimana dia merangkak beralih dari satu tahap ke satu tahap. Hebatnya Allah kerana menciptakan dalam diri manusia, satu nafsu yang tidak boleh dilihat tetapi memang berperanan. Kalau manusia mahu, dia boleh mentadbir nafsunya itu. Tetapi untuk itu ianya mesti dirujuk kepada Al Quran.

Ayat Al Quran itu terlalu banyak, namun Allah yang Maha Bijak telah meminta kita memberi tumpuan kepada tujuh ayat sahaja. Kalau kita boleh mengambil tujuh ayat ini untuk kita kuasai segala kekuatan yang ada di dalamnya maka kita akan boleh mengendalikan nafsu kita. Yang sebenarnya kalau kita boleh kuasai tujuh ayat itu, kita boleh sampai ke peringkat ketujuh, yang mana nafsu itu boleh kita tadbir dan kuasai. Nabi-nabi boleh melakukannya hingga mereka sampai peringkat ketujuh itu.

Allah yang menciptakan nafsu itu tujuh peringkat, tahu untuk memadankannya dengan tujuh ayat dari surah Al Fatehah itu. Allah SWT menetapkan kekuatan tujuh ayat Al Fatehah itu boleh mengendalikan tujuh peringkat nafsu itu walaupun sifatnya tidak sama. Namun kita seperti diberi amaran bahawa kebanyakan manusia tidak akan mampu untuk mengambil seluruh kekuatan Al Fatehah itu untuk memerangi nafsu sehingga peringkat tertinggi melainkan setakat mulhamah atau paling tinggi mutmainnah.

Maha Besar Tuhan yang mampu mencipta tujuh ayat yang dengan kekuatannya mampu berhadapan dengan tujuh peringkat nafsu. Saintis pun tidak pernah boleh mengesan kehadiran nafsu itu tetapi Allah boleh wujudkannya dan Allah berkata bahawa Dia membuatnya sebanyak tujuh jenis. Namun orang rohani yang diberi ilham oleh Allah boleh melihat kekuatan Al Fatehah ini yang dirangkum dalam tujuh ayat. Rupanya walaupun ilmunya ilham tetapi ia bersifat falsafah. Iaitu melihat keajaiban ciptaan Tuhan merangkumkan kekuatan 6,666 ayat itu ke dalam tujuh ayat sahaja yang mana ia boleh dipakai untuk mengendalikan tujuh peringkat nafsu. Ia bukan kebetulan. Seseorang yang dhaif dalam mengambil tujuh ayat ini maka dia akan dhaif dalam mengendalikan tujuh tahap nafsu itu.

Jadi di sini kita sudah nampak kebesaran Fatehah padahal baru memperkatakan kulit atau muqaddimahnya sahaja. Baru di pintu Fatehah, belum masuk ke dalam tetapi sudah nampak besar isinya. Oleh sebab itulah saya lebih suka mengatakan Al Fatehah itu 'Surah Yang Dapat Kemenangan' daripada menamakan ia 'Surah Pembukaan'.

Kalau ulama masyhurkan Al Fatehah itu sebagai Surah Pembukaan kerana ia diletak di depan Al Quran, itu tidak salah tetapi bagi saya elok dimasyhurkan sebagai Surah Kemenangan sebab pengertiannya lebih luas. Ini kerana ia merangkumi semua kehidupan langit dan bumi, yang ghaib dan rohani seperti Syurga, Neraka, nafsu dan lain-lain. Tuhan sendiri dalam menamakan
surah ini menggunakan isim fi'il - 'yang telah mendapat kemenangan'. Lebih baik makna ini kita masyhurkan kerana Surah Fatehah itu menentukan seseorang itu mendapat kemenangan atau tidak sama ada di dunia mahupun di Akhirat. Agar dengan itu hidup ini dipandang berat dan tidak disia-siakan. Jangan dianggap semuanya kebetulan. Ia ada hubung kaitnya dengan hidup kita.


Kata-Kata Hikmah :
Aku ingin melihat Allah SWT tetapi , keupayaan aku tidak mampu, namun aku mampu melihat keagungan Ciptaan dan Kejadian Allah.
Aku rindu mendengar kata-kata Allah SWT tetapi aku dapat mendengar kata-kataNya dalam Al-Quran Al-Karim.
Aku ingin bersahabat dengan Allah SWT, maka aku hanya mampu bersahabat dengan Rasulullah SAW dan Hadis-Hadis yang Baginda wariskan pada ulamak-ulamak.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : من أراد أن يعلم منزلته عند الله فلينظر كيف منزلة الله من قلبه فإن الله عزوجل ينزل العبد حيث أنزله العبد من نفسه ,
m/s: 57 Tazkiyah Nufus:
"
Sesiapa yang hendak mengetahui kedudukannya di sisi Allah maka lihatlah kedudukan Allah di dalam hatinya. Sesungguhnya Allah SWT meletakkan kedudukan hambanya di sisiNya sebagaimana hamba meletakkanNya di dalam dirinya."

Bismillahirrahmanirrahim...


Alhamdulillah,Ya Rabb..pertemuan dengan bumi TarbiyyahMu telah mendamaikan jiwa yang dalam kegusaran,menemukan kejernihan hati yang kian hilang,merungkaikan kerinduan yang lama terpendam...


All Praises to You,O Allah..


Damaikanlah jiwaku dalam menghadapi imtihan ini..
Berikanlah ilham buat sahabat-sahabatku dan diriku untuk menggunakan ilmu kurniaanMu bagi kemajuan umat Islam...
Janganlah Engkau palitkan walau sedikit pun sifat riak dalam hati kami hanya kerana memiliki setitis ilmuMu,Ya Allah...

Ya Aziz,Ya Jabbar,Ya Mutakabbir...
Hanya Engkau tempat aku bergantung jua tempat pengaduanku...
Jadikanlah setiap hari yang bakal aku tempuhi,sebagai hari-hari buatku mengenaliMu,mengasihiMu,mencintaiMu...
Ya Rabbi...
Janganlah Kau biarkan aku melafazkan kata -kata cinta yang tiada makna...

nukilan: Sufiyy Imraah




 

Soalan.
Mengapa ALLAH SWT menceritakan Bidadari bermata jeli yg merupakan isteri untuk kaum lelaki jannah dan tdk menceritakan suami2 untuk kaum wanita. ? "
Jawapan.
Bismillahirrahmanirrahim.
Harapan dan tujuan hidup setiap manusia di dunia ini adalah, untuk mendapatkan tempat terindah setelah kematiannya kelak, mendapatkan kenikmatan dan kebahagian hakiki, syurga Allah SWT yang penuh keindahan disana. Kerana itu merupakan tujuan utama kehidupan manusia di alam fana.
Tidak ada seorang manusiapun yang ingin terjerumus ke dalam azab pedih api neraka. Namun sangat disayangkan, tujuan utama itu terkadang hanya dijadikan angan-angan dan hayalan belaka oleh majoriti manusia tanpa menempuh jalan dan beramal soleh yang membawa dirinya masuk ke dalam Syurga. Tentu tindakan dan sikap seperti ini merupakan hal yang lucu bahkan termasuk golongan yang tidak tahu diri. Naudzubillahi mindzalik ...
Syurga hanya diperuntukkan sebagai ganjaran bagi hamba-hamba Allah yang soleh, yang taat terhadap perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Allah swt menceritakan berbagai macam kemudahan dan kenikmatan yang diperolehi di dalam syurga untuk manusia tertarik dan termotivasi untuk beramal soleh, bergegas untuk beribadah dan berlumba dalam kebaikan.
Ketika kita membuka lembaran-lembaran ayat suci al-Quran, kita mendapati bahawa Allah SWT ketika menyebut amalan soleh, Dia mengiringinya dengan menyebut ganjaran pahala dan kejayaan syurga yang dihiasai dengan sungai-sungai yang mengalir di bawahnya, berbagai jenis buah-buahan kesukaan manusia, kebun yang indah, istana megah yang terbuat dari emas dan mutiara, tempat tidur, hamparan dan bantal dari emas dan permata. Tak ada kehidupan yang paling indah selain di alam syurga sana.
Selain itu Allah swt juga menceritakan bahawa di dalamnya terdapat bidadari-bidadari cantik bermata jeli yang menjadi isteri bagi kaum Adam yang berada di Surga.
Dalilnya adalah firman Allah SWT dalam surah Ar-rahman, ayat 46-54. dan surah al-Waaqi'ah, ayat 11-40. Untuk lebih jelasnya bisa di kaji tafsirnya perlahan-lahan dengan membuka Quran terjemahnya.
Allah juga berfirman:
إلا عباد الله المخلصين (40) أولئك لهم رزق معلوم (41) فواكه وهم مكرمون (42) في جنات النعيم (43) على سرر متقابلين (44) يطاف عليهم بكأس من معين (45) بيضاء لذة للشاربين (46) لا فيها غول ولا هم عنها ينزفون (47) وعندهم قاصرات الطرف عين (48) كأنهن بيض مكنون (49)
Tetapi hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa).Mereka itu memperoleh rezeki yang tertentu, iaitu buah-buahan. Dan mereka adalah orang-rang yang dimuliakan, di dalam Syurga-syurga yang penuh nikmat, di atas takhta takhta kebesaran berhadap-hadapan. Diedarkan kepada mereka piala yang berisi khamer dari sungai yang mengalir.Warnanya putih bersih, sedap rasanya bagi orang-orang yang minum. Tidak ada dalam khamer itu al kohol dan mereka tiada mabuk karenanya. Disisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya, seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan dengan baik. (QS: As-Saaffaat, 40-49).
Kenapa Allah SWT menceritakan Bidadari bermata jeli yang merupakan isteri untuk kaum lelaki syurga dan tidak menceritakan suami2 untuk kaum wanita.??.
Allah mencipta putera-putera Adam dengan tabiat yang unik, iaitu sangat tertarik dan senang terhadap wanita yang cantik. Anak Adam ini sanggup berkorban dan melakukan apa saja untuk mendapatkan wanita yang disukainya, maka Allah swt menyebut para bidadari yang cantik, bermata jeli sebagai ganjaran bagi mereka yang beriman. Dengan tujuan, agar anak-anak Adam yang penuh ego ini tertarik dan berlumba-lumba beribadah kepada Allah, antusias beramal soleh, dan berbuat baik terhadap sesama dan lingkungan alam sekitarnya.
Berbeza dengan perempuan yang memiliki sifat malu, bahkan sangat malu sekali. Tabiat wanita sekalipun suka terhadap lelaki namun perasaan malu yang dimilikinya dapat menahan dirinya untuk menampakan rasa suka itu.
Dengan demikian Allah SWT tidak mendorong dan memotivasi kaum hawa untuk beramal soleh dengan cara menceritakan ganjaran yang membuat mereka malu ketika dibaca atau didengar. Misalnya, dengan menceritakan keperkasaan, ketampanan, keanggunan, dan keshalehan pasangan yang mereka dapatkan di syurga kelak.
Allah SWT tidak memotiviasi mereka dengan hal seperti itu. Namun dengan tidak menyebut pasangan yang mereka dapatkan, bukan berarti Allah SWT tidak memberikan pasangan di syurga. Wanita shalehah yang tidak berkahwin di dunia atau wanita shalehah yang sudah berkahwin di dunia tetapi suaminya kelak masuk nereka, mereka akan mendapatkan pasangan lelaki perkasa, tampan, penuh romantis dari golongan manusia yang menyejukan hati dan pandangan mata mereka di dalam Syurga.
Bagaimanapun cantik jelitanya bidadari di Syurga sana, namun tetap lebih cantik dan mulia wanita shalehah yang pernah hidup di dunia. Disebabkan ibadah dan ketaatan yang mereka lakukan semasa hidup di dunia. Mereka tidak akan mengalami rasa letih, tidak akan tua dan mereka akan tetap perawan selama-lamanya. Subhanallah ...
Rasulullah saw bersabda:
عن عائشة رضي الله عنها قالت: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إن الجنة لا يدخلها عجوز إن الله إذا أدخلهن الجنة حولهن أبكارا.
Dari Aisyah Radhiyallahu anha, Rasulullah saw bersabda: Sungguh syurga itu tidak dimasuki oleh perempuan tua, sesungguh Allah apabila memasukan mereka kedalam syurga Dia akan merubahnya menjadi perawan-perawan. (HR At-Thabrani)

Hadis ini dhaif, kerana dalam sanadnya terdapat perawi bernama Mus'idah Bin al Yasa 'dia adalah perawi lemah.Begitu penuturan Ibnu Hajr al Haitsami dalam kitab Majmauz Zawaidnya.

Di dalam syurga tidak ada seorangpun manusia yang tidak memperoleh pasangan, baik laki-laki maupun perempuan. Sebagaimana hadis Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab sahihnya dari Abu Hurairah radhiallahu 'ahu beliau bersabda
, وما فى الجنة أعزب »."
Tidak ada seorang pun di dalam Syurga itu yang sendirian (tidak mempunyai pasangan). "
Jadi baik laki-laki atau perempan penghuni syurga yang tidak mendapatkan pasangan di dunia, Allah akan menikahkan mereka di syurga kelak dengan pasangan penghuni syurga. Tidak usah merasa terzolimi kerana sekadar Allah tidak menyebutkan pasangan bagi kaum wanita di Syurga kelak. Allah SWT Maha Adil terhadap hamba Nya, tak ada seorang hambapun yang dizolimi Nya.
Allah a'lam bisshawab.
Penulis: Bohri Rahman, Lc (Pascasarjana UnivAzhar Mesir Jurusan Hadist Ilmu &-ilmunya, dan Contributors ISCO / Islamic Studies Center Online).